BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
LPM Dinamika adalah sebuah UKK (Unit Kegiatan Khusus) di IAIN-SU yang sudah berdiri sejak 16 Oktober 1993. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya adalah berhubungan dengan hal jurnalistik mulai dari mencari/meliput, berita, menulis dan mempublikasikan berita.
Untuk menghasilkan suatu berita yang aktual dan tidak asal-asalan, maka dalam hal ini kekompakan serta kerjasama yang kuat antar anggota sangatlah diperlukan. Di dalam keanggotan LPM Dinamika terdapat Kru yang terdiri dari struktur Organisasi dari yang posisi yang paling tinggi sampai ke posisi yang paling dasar. Mereka diantaranya : Dewan Redaksi, kru biasa, kru muda, dan kru magang.
Bentuk produk yang dihasilkan oleh dinamika ialah berita-berita yang dituangkan ke dalam bentuk majalah yang dapat kita jumpai satu kali dalam seminggu, yaitu majalah Ad-din yang terbit tiap hari jum’at dan ada pula majalah Dinamit yang diternitkan setiap satu bulan sekali.
Kebudayaan organisasi adalah perangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting yang sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Kebudayaan memberikan pola cara-cara berpikir, merasa dan menanggapi yang menuntun para peserta organisasi dalam mengambil keputusan dan dalam kegiatan-kegiatan organisasi lainnya. Organisasi yang sukses tampak memiliki kebudayaan yang kuat yang dapat menarik, memelihara dan mengimbali (reward: menghadiahi) orang yang berhasil melaksanakan perananya dan mencapai sasaran.
Di dalam Lembaga Pers Mahasiswa Dinamika ini tentunya sangatlah menarik bagi kita untuk mengetahui tentang budaya organisasi yang terdapat di dalamnya, khususnya tentang budaya mereka dalam menghadapi/menyelesaikan suatu masalah yang terdapat dalam organisasi tersebut. Seperti yang kita ketahui bahwa kuat atau lemahnya suatu budaya organisasi itu sangat mempengaruhi keefektifan pencapaian tujuan di dalam organisasi tersebut.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan pertanyaan penilitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah bentuk budaya di dalam organisasi tersebut? Khususnya budaya mereka dalam mengatasi masalah yang terdapat dalam organisasi.
2. Bagaimanakah cara mereka mempertahankan budaya organisasi yang sudah ada?
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi Budaya Organisasi
Kebudayaan organisasi adalah perangkat nilai, kepercayaan dan pemahaman yang penting yang sama-sama dimiliki oleh para anggotanya. Kebudayaan memberikan pola cara-cara berpikir, merasa dan menanggapi yang menuntun para peserta organisasi dalam mengambil keputusan dan dalam kegiatan-kegiatan organisasi lainnya. Organisasi yang sukses tampak memiliki kebudayaan yang kuat yang dapat menarik, memelihara dan mengimbali (reward: menghadiahi) orang yang berhasil melaksanakan perananya dan mencapai sasaran.
B. Konsep Budaya Organisasi
Konsep tentang budaya organisasi diperkenalkan pertama kali tahun 1980-an. Menurut pendapat Sobirin .konsep budaya organisasi dibagi menjadi dua, yakni:
Ideational school berpendapat bahwa budaya organisasi merupakan apa yang dipahami, dijiwai dan dipraktikan bersama para anggota sebuah komunitas/ masyarakat.
Adaptional school yaitu sudut pandang yang melihat organisasi dari apa yang diobservasi baik dari bangunan fisik organisasi (tata ruang dan arsitektur) maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya, seperti perilaku dan cara mereka berkomunikasi.
Di samping kedua pendapat tersebut, gabungan kedua pendapat tersebut dikenal dengan realist school. Pendapat ketiga ini menyadari bahwa memahami budaya organisasi tidak hanya dengan melihat perilaku anggota organisasi tersebut, namun juga harus melihat sumber dari munculnya perilaku tersebut.
C. Tingkatan Budaya Oraganisasi
Dalam mempelajari budaya organiisasi ada beberapa tingkatan organisasi, dari yang terlihat dalam perilaku (puncak) sampai pada yang tersembunyi (dasar). Apabila disusun dalam sebuah skema bertingkat, topik suatu tingkatan budaya tersebut tersusun dari puncak sebagai berikut:
Artefak
Artefak merupakan aspek-aspek budaya yang terlihat. Artefak lisan, perilaku dan fisik adalah manifestasi nyata dari budaya organisasi.
Perspektif
Perspektif adalah aturan-aturan, norma yang dapat diaplikasikan dalam konteks tertentu.
Nilai
Dasar titik kerangka evaluasi yang dipergunakan anggota organisasi untuk menilai organisasi.
Asumsi
Asumsi adalah keyakinan yang dimiliki anggota organisasi tentang diri mereka sendiri, tentang orang lain dan tentang hubungan mereka dengan orang lain serta tentang hakikat organisasi mereka.
D. Elemen Budaya Organisasi
Elemen idealistik merupakan elemen yang menjadi ideologi organisasi yang tidak mudah berubah, walaupun organisasi itu terus berevolusi dan beradaptasi dengan lingkungan. Elemen itu biasanya tidak tampak dipermukaan, hanya orang-orang tertentu yang tahu dan menyadari tentang keberadaannya. Setiap organisasi hampir dapat dipastikan memiliki elemen ini, namun tidak semua orang
Elemen behavioral merupakan elemen yang kasat mata berupa perilaku sehari-hari anggota organisasi dan bentuk-bentuk lain seperti desain arsitektur organisasi. Seringkali kita menilai budaya organisasi dengan hanya mengamati perilaku para anggota organisasi. Hal tersebut sering terjadi karena lebih diamati dan dinilai
E. Pentingnya Budaya Organisasi
Budaya organisasi berpengaruh pada perilaku anggota atau individu serta kelompok di dalam suatu organisasi, pada hal perilaku ini berpengaruh pula pada pencapaian prestasi tersebut dan sekaligus secara bersama-sama akan berpengaruh pada efektif tidaknya pencapaian tujuan organisasi.
Adanya budaya organisasi yang kuat, sangat bermanfaat bagi organisasi, yaitu dalam hal:
1. Memudahkan koordinasi aktivitas dalam organisasi
2. Memudahkan/menghemat komunikasi antar individu atau anggota, karena adanya sikap kebersamaan dalam menganut nilai-nilai yang ada.
3. Terciptanya keharmonisan hubungan dan kerjasama anatar karyawan, sehingga motivasi kerja akan menungkat
4. Kelancaran aktivitas organisasi, menungkatkan prestasi/efektivitas organisasi
5. Pengambilan setiap keputusan dapat dilakukan dengan cepat dan mudah
F. Macam-macam Budaya Organisasi
Ada beberapa macam budaya organisasi diantaranya yaitu:
• Budaya Peran (Apollo)
Jenis budaya organisasi yang memiliki ciri-ciri birokrasi tinggi, dikelola secara ilmiah dan memiliki disiplin tinggi.
• Budaya Kuasa (Zeus)
Jenisa budaya organisasi yang mempunyai ciri-ciri yaitu ada seorang tokoh di tengah-tengah dan di pusat hubungan teman-teman yang sehati, sepikiran dan mempunyai cirri-ciri lisan yang kuat dan intuitif.
• Budaya Tugas atau Matrik (Athena)
Jenis budaya organisasi di mana di dalamnya orang-orang berkumpul dari latar belakang ilmu dan keterampilan yang berbeda-beda, namun mereka berfokus pada tugas yang sama.
• Budaya atomitis (Bionysius)
Jenis budaya organisasi di mana di dalamnya orang-orang berkumpul karena suatu minat, visi atau keterangan yang sama.
G. Cara-cara Pembentukan Budaya Organisasi
Budaya organisasi menyangkut masalah nilai-nilai yang dipahami dan dianut bersama dalam suatu organisasi. Nilai-nilai itu dapat tebentuk melalui cara-cara sebagai berikut:
• Pemimpin (Kepemimpinan)
Seorang pemmimpin dengan gaya dan perilakunya biasa menciptakan nilai-nilai, aturan-aturan kerja yang dipahami dan disepakati bersama serta mampu mempengaruhi dan mengatur individu-individu yang ada di dalamnya sehingga nilai-nilai tersebut menjadi sebuah perilaku anutan bersama yaitu yang disebut dengan budaya organisasi.
• Pendiri (Pemilik)
Pendiri atau pemilik organisasi tentunya mempunyai misi dan tujuan dalam mendirikan organisasi, untuk merealisasi misi dan tujuan tersebut mereka membuat suatu aturan-aturan yang ditujukan dengan perilaku sehari-hari saat mengelola organisasi yang didirikan.
• Interaksi antar individu dalam organisasi
Budaya organisasi juga terbentuk karena di dalam organisasi terjadi interaksi (pergaulan) antar individu (karyawan) yang mempunyai latar belakang budaya masyarakat yang berbeda.
H. Pemimpin sebagai Pelopor Budaya seperti yang dilakukan Rasulullah
Diantara nilai-nilai yang disebarkan oleh Rasulullah saw adalah penghargaan yang tinggi terhadap waktu, yang kemudian diikuti oleh para sahabat beliau. Dalam sebuah hadist riwayat Imam Baihaqi, Rasulullah saw bersabda artinya:
”Siapkan lima sebelum (datangnya) yang lima.Masa hidupmu sebelum datang waktu matimu, masa sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, masa senggangmu sebelum datang masa sibukmu, masa mudamu sebelum datang masa tuamu, dan masa kayamu sebelum datang masa miskinmu”. (HR. Baihaqi dari Ibnu Abbas)
Dengan metode nabi yang disinari cahaya ilahi peradaban Arab Jahiliah berubah menjadi peradaban yang penuh dengan kedamaian dan kasih sayang karena Nabi Muhammad saw diutus sebagai rahmat seluruh alam. Dengan menjadikan dirinya (Nabi Muhammad saw) sebagai contoh dan panutann serta dengan sifat lemah lembutnya telah menghasilkkan generasi terbaik yang telah berhasil merubah budaya Arab Jahiliah. Telah menjadikan Bilal yang merupakan seorang budak menjadi Gubernur yang adil dalam memimpin rakyat dan lain sebagainya, telah menjadikan Umar seorang pembesar Quraisy yang gagah berani menangis tersedu menyesali perbuatannya yang jahil.
I. Perubahan Budaya Organisasi
Perubahan budaya organisasi tersebut bisa terjadi (disebabkan) karena adanya pengaruh, antara lain:
1. Faktor internal organisasi
2. Adanya perubahan tujuan, misi organisasi itu sendiri karena suatu hal
3. Adanya faktor lingkungan eksternal yang bersifat khusus (mikro) yang menuntut perubahan struktur strategi organisasi
4. Adanya faktor lingkungan eksternal yang bersifat umum (makro) yang juga menuntut penyesuaian kondisi organisasi
J. Fungsi Budaya
Robbins berpendapat bahwa budaya memiliki beberapa peran diantaranya:
1. Budaya sebagai tapal batas, artinya bahwa budaya menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dengan organisasi lain
2. Budaya dapat dijadikan sebagai identitas yang dimiliki oleh anggotanya.
3. Budaya dapat menjadi perekat hubungan dan mempermudah timbulnya komitmen para anggotanya
4. Budaya sebagai perekat social para anggota sehingga dapat dijadikan tolsk ukur dalam interaksi para angggotanya
5. Budaya sebagai pengendali dan pemandu perilaku para anggotanya
K. Strategi Perubahan Budaya Organisasi
Keterkaitan hubungan dan pengaruh budaya organisasi pada efektivitas organisasi menjadikan suatu organisasi tertarik untuk meninjau ulang budaya organisasinya. Perdebatan para akademisi sering tentang tingkat sejauhmana budaya organisasi dapat di-manage dan dikendalikan.
Pendapat pertama mengungkapkan bahwa budaya organisasi itu tidak dapat di-manage dan dikendalikan. Kelompok ini berpendapat bahwa perubahan budaya dapat terjadi secara alami tanpa campur tangan pihak manajemen. Argumentasi dari pendapat ini adalah karena budaya organisasi merupakan komponen yang menyatu dengan alam bawah sadar setiap anggota individu. Oleh karena itu, untuk merubahnya harus mengetahui pola bawah sadarnya.
Pendapat kedua menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan perangkat organisasi yang dapat di-manage dan dikendalikan. Namnun demikian yang perlu digaris bawahi di sini adalah meninjau ulang tingkat internalisasi budaya organisasi tersebut dengan anggota organisasi. Jika tingkat internalisasi tersebut sangat kuat melekat dalam diri para anggota, maka manajer akan menghadapi banyak kesulitan dalam merubahnya. Karena para anggota cenderung mempertahankan budaya yang terinternalisasi tersebut tanpa memperdulikan apakah budaya itu functional atau disfunctional terhadap kinerja perusahaan.
Sebuah organisasi memiliki budaya yang tidak mendukung efektivitas organisasi harus sesegera mungkin melakukan perubahan.
1. Perubahan Budaya Organisasi dengan Meninjau Ulang Siklus Hidup Organisasi
Salah satu strategi untuk melakukan perubahan budaya organisasi sebagaimana yang dikemukakan oleh Lester, Parnell dan Carraher. Dengan mengetahui siklus hidup organisasi, para manajer dapat melakukan intervensi dan strategi perubahan yang tepat. Perubahan budaya organisasi biasanya diawali dengan adanya krisis yang menimpa organisasi. Krisis internal dapat berupa menurunnya disiplin karyawan, kinerja pegawai, moral dll. Sedangkan krisis eksternal berasal dari perubahan lingkungan, kebutuhan dan keinginan konssumen atau dapat berasal dari pesaing, pemasuk atau peraturan pemerintah.
2. Strategi Generik Perubahan Budaya
Perubhan budaya dapat dilakukan secara langsung tanpa memperhatikan siklus hidup organisasi. Paul Bate menawarkan 4 pendekatan perubahan budaya organisasi.
a. Pendekatan agresif (aggressive approach)
b. Pendekatan damai (concialiative approach)
c. ssPendekatan bersifat merusak sedikit demi sedikit budaya yang ada (coorosive approach)
d. Pendekatan doktrinitif (indocrinative approach)
Pendekatan agresif merupakan bentuk perubahan budaya organisasi dengan menggunakan kekuasaan, non-kolaboratif, membuat konflik, sifatnya dipaksakan. Pendektan ini disebut pula dengan pendekatan structural yang initinya mencabut budaya dari akar-akarnya. Pendekatan damai bersifat perubahan melalui kolaboratif, dipecahkan bersama, dikenalkan buaya baru untuk menggantikan budaya lama.Pendekatan coorcive mengutamakan pendekatan informal, tidak terencana, evoluatif dan mengandalkan networking. Pendekatan indoktrinatif merupakan perubahan organisasi yang bersifat normative dengan menggunakan program pelatihan dan pendidikan ulang.
Penggunaan keempat strategi di atas harus dipertimbangkan kondisi organisasi bersangkutan dan hasil perubahan yang diinginkan. Agar kombinasi strategi perubahan organisasi berhasil, terlebih dahulu melakukan audit organisasi. Audit budaya organisasi itu berupa:
1. Dimensi structural (diagnosa budaya yang akan diubah)
2. Dimensi ruang dan waktu (melacak kembali bagaimana budaya yang sekarang berkembang dalam organisasi pada mulanya terbentuk dan kapan, serta bagaimana sampai terjadi krisis)
3. Dimensi proses perubahan (Posisi budaya dalam siklus kehidupan budaya)
4. Dimensi kontekstual (situasi lingkungan dimana organisasi itu berada)
5. Dimensi subyektif (tujuan dan keterlibatan orang per orang dalam perubahan)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Wawancara
Wawancara adalah suatu kegiatan tanya jawab yang dilakukan antara pewawancara (orang yang mencari informasi) dengan yang diwawancara (orang yang memberikan informasi). Intinya ialah untuk memperoleh informasi atau keterangan dari suatu hal/ permasalahan.
B. Dokumentasi
Yang dimaksud dengan dokumentasi ialah sesuatu yang tertulis, tercetak atau terekam yang dapat digunakan sebagai bukti atau pun keterangan. Jadi dokumentasi itu ialah bukti dan keterangan yang dapat diperolah atau dilihat melalui apa yang tercatat, tercetak atau pun yang terekam.
C. Observasi
Observasi adalah teknik untuk menuntut adanya pengamatan dari pengamatan sipeneliti baik secara langsung ataupun secara tidak langsung terhadap objek penelitiannya. Instrument yang dipakai bisa berupa lembar pengamatan, panduan pengamatan dan lainnya.
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini saya mengadakan wawancara dengan salah seorang anggota dari organisasi LPM DINAMIKA.
Nama : Ibna Nurul Fuaddina
Jurusan/Sem : PBI-4/ IV
Jabatan : Reporter
Hasil wawancara
Peneliti : “Menurut kamu apa sih yang dimaksud dengan Dinamika?”
Narasumber : “Dinamika itu merupakan bagian dari unit kegiatan kampus yang berlatar belakang jurnalistik. Namun kalau menurut pendapat saya sendiri dinamika itu bukan hanya sebuah organisasi saja, melainkan mata kuliah jurusan, karena di Dinamika itu bukan hanya diajarkan tentang keorganisasian saja tetapi kita juga bisa mempelajari illmu tentang jurnalistik juga. Misalnya bidang editing, reporting, layouting, webbing, illustrating dan juga tentang kepenulisan.”
Peneliti : “Sebenarnya tujuan dari organisasi itu sendiri apa sih?”
Narasumber : “Tujuannya ya untuk mengembangkan diri dalam dunia jurnalistik.”
Peneliti : “Apasajakah bentuk produk yang dihasilkan oleh dinamika itu sendiri?”
Narasumber : “Bentuk produk yang dihasilkan yaitu berupa berita-berita yang dirangkum/disusun dalam bentuk majalah. Misalnya majalah Ad-din yang terbit tiap hari jum’at dan ada pula majalah Dinamit yang diterbitkan setiap satu bulan sekali.”
Peneliti : “Di dalam organisasi itu tentunya memiliki budaya yang berbeda-beda. Nah, kalau di dalam dinamika itu sendiri bagaimanakah bentuk budaya kalian, khususnyaa di dalam menyelesaikan suatu masalah?”
Narasumber : “Bentuk pemecahan masalah biasanya dilakukan dengan rapat wajib antar anggota, dimana jika ada suatu masalah diberitahukan kepada seluruh anggota dan akan dicari solusi bersama, ataupun dengan langsung berbicara kepada pengurus inti.”
Peneliti : “Seberapa besarkah pengaruh pemimpin bagi kemajuan organisasi tersebut?”
Narasumber : “Cukup besar, karena sebagai seorang pemimpin dialah yang mempunyai tanggung jawab besar terhadapa para anggotanya.”
Peneliti : “Lantas, bagaimanakah cara kalian mempertahankan budaya yang sudah ada dalam organisasi ini?”
Narasumber : “Dengan diadakannya pelatihan jurnalistik secara rutin, maka interaksi para anggota akan sering terjadi di dalamnya. Dari interaksi itu maka akan dapat terbentuk budaya organisasi dan dari kerutinan interaksi itu pula lah kita dapat mempertahankan budaya yang sudah ada.”
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
LPM DINAMIKA adalah Unit Kegiatan Khusus yang berlatar belakang jurnalistik. Dinamika sendiri mempunyai tujuan untuk mengembangkan diri para anggota organisasi tersebut dalam dunia jurnalistik. Namun hasil atau pun produk yang dihasilkan oleh organisasi itu sendiri tentunya tidak hanya untuk konsumsi sendiri saja, melainkan untuk memberi informasi yang aktual kepada kita sebagai penerima/pengkonsumsi organisasi. Dalam menghasilkan berita yang aktual dan akurat, maka kerjasama yang kuat sangatlah diperlukan dalam hal ini.
Di dalam setiap organisasi pastilah sering dijumpai masalah-masalah. Di dalam organisasi dinamika mereka mempunyai cara tersendiri dalam menghadapi/mengatasi masalah yang ada. Bentuk pemecahan masalahnya yaitu dengan diadakannya rapat wajib antar anggota, dimana apabila ada suatu masalah maka akan diberitahukan kepada seluruh anggota dan akan dicari solusinya secara bersama-sama.
Untuk mempertahankan budaya organisasi yang sudah ada tersebut dapat dilakukan dengan cara diadaknnya kegiatan organisasi secara rutin, dimana interaksi internal pun akan terjadi secara rutin pula, sehingga budaya organisasi yang sudah ada tersebut dapat dimaknai dan dirasakan oleh seluruh anggota dengan baik. Dengan begitu maka akan mudah untuk mempertahankan budaya organisasi yang sudah ada.
B. Rekomendasi
Sebenarnya organisasi dinamika ini sudah sangat bagus dan sangat akurat dalam menyampaikan berita, namun dari pengamatan yang dapat saya lihat di sini para anggota sepertinya sangatlah memaksakan diri untuk harus mendapatkan berita, karena memang mereka dituntut untuk menyampaikan berita tiap minggunya. Rutinnya kegiatan yang dilakukan dalam organisasi ini tentunya juga sangat membuat para anggota menjadi kerepotan, sebab masih banyak tugas lain yang harus mereka kerjakan sebagai mahasiswa di luar dari kegiatan mencari berita.
Saran dari saya yaitu agar pembagian tugas kerja di dalam organisasi ini haruslah lebih dirarahkan lagi atau lebih dirincikan lagi, sehingga mereka akan lebih mudah dalam bekerja sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar